Matdon – Pikiran Rakyat,Jumat 21 Juni 2013

 jengkol
Sebau-baunya jengkol, ia akan diburu orang karena rasanya yang aduhai,tapi bau mulut politikus akan dijauhi rakyat karena rasanya yang bau.
****
Politikus adalah orang-orang yang anclub di dunia politik praktis, disebut politikus mungkin karena sebagian sifatnya seperti tikus?. Dalam dunia politik kepentingan pribadi lebih besar ketimbang apapun. Jadi kalau dirunut, setelah kepentingan pribadi adalah kepentingan kelompok/golongan, kepentingan partai, barulah kepentingan bangsa dan negara.
Pintarnya politisi ia bicara akan berkoar-koar “Demi kepentingan bangsa dan Negara”, padahal itu hanya mulut bau bohong. Bohong dalam dunia politik menjadi wajib atau paling tidak sunnah muakkad.
Lalu apa itu jengkol?, ialah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai bahan pangan. Jengkol termasuk suku polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urin setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama bila dimakan segar sebagai lalap.
Jengkol enak dimakan, tapi setelah itu mulut akan bau, bahkan kencing dan BAB pun mengeluarkan bau tak sedap. Bedanya bau mulut politikus selalu dihindari banyak rakyat, tapi bau jengkol akan tetap diburu.
Politikus dapat menyebabkan rakyat sengsara jika ia melakukan korupsi dan perbuatan yang tidak terpuji, memakan janji janji politikus menyebabkan kanker dan gangguan jiwa, tapi Jengkol dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat.
Manfaat politikus dan jengkol memang jauh berbeda, meski sifat dan tabiatnya sama, yaitu sama sama bau. Bau jengkol adalah bau kejujuran yang dibalut dengan rasa semur, goreng, atau kerupuk. Bau politikus adalah bau mulut yang dibalut dengan pura pura jujur.
Retorika jengkol hanyalah hilang di pasaran dan harganya yang melonjak hingga Rp.60 ribu perkilo gram, sementara retorika politikus adalah kecanggihan dalam berkata-kata, piawai diplomasi dan negosiasi, akan semakin membuat seorang politisi disegani, laku, dan awet. Muara Jengkol ada pada kenikmatan makan jadi rewog, sedangakn muara politikus adalah kekuasaan.
Setiap rakyat berhak makan jengkol sebagaima setiap rakya berhak juga jadi politikus, tidak peraturan perundangan manapun yang melarang itu. Permasalahannya sejauh mana jengkol boleh dan tidak boleh dimakan, karena terlalau banyak makan jengkol nanti “jengkoleun”, dan politikus sejauhmana mempertahankan obyektivitas dan kejujurannya.

Karakter Jengkol Dan Politikus
Menurut seorang penulis/pengamat Mardety Mardinysah, Karakter politikus ada tiga, pertama politikus Politikus spritualis, yaitu politikus yang tidak memiliki kepentingan dominan,takut sama Tuhan,, mendahulukan kepentingan orang banyak dan tidak mau korupsi. Bagi politisi spiritual, politik adalah panggilan hidup dan bagian dari dedikasi.
Kedua, Politikus rasional, ialah yang tidak mau korupsi, karena sadar bahwa korupsi akan menjatuhkan Negara. Korupsi adalah kanker dalam tubuh bangsa. Korupsi melanggar hukum. Dan yang ketiga adalah Politikus materialis, yaitu menggunakan kekuasaan untuk mengumpulkan materi dan bersikap transaksional.untuk itu dia tidak segan-segan melakukan tindak korupsi.
Sedangkan karakter jengkol ialah bijinya dalam keadaan matang keras, namun berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus atau sedikit liat setelah digoreng, Tekstur inilah yang membuatnya disukai, sama dengan politikus spiritual. Ada juga yang menyukai konsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit. Kulit biji memiliki getah berwarna keunguan yang meninggalkan jejak yang sulit dihapus dari pakaian. Semakin tua, warna biji akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya merah atau coklat setelah benar-benar matang.
Jengkol berguna bagi kesehatan, kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Kandungan vitamin C pada 100 gram biji jengkol adalah 80 mg, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa. Ini nyaris sama dengan politikus rasional.
Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g. Pemimpin spiritual dan rasional memang mengandung sumber protein hati dan kejujuran.
Dari hari ke hari rakyat butuh jengkol yang murah, seperti halnya rakyat mengharapkan hadir politikus spiritual dan politisi rasional untuk menggeser politisi materialis.
Seperti kata saya diatas memakan jengkol akan bau mulut, ini bisa diatasi membersihkan diri dengan pasta gigi, cairan kumur, sabun, dan deodoran. Bau pada waktu kencing dapat dikurangi apabila pembilasan dilakukan sebelum dan sesudah kencing dengan jumlah air yang cukup atau bila perlu dibilas dengan cairan pembersih.
Tapi memakan janji janji bau mulut politikus tak dapat dibersihkan dengan gosok gigi dan lain-lain, ia hanya akan bersih jika melakukan Taubtan Nasuha merendam diri dalam lautan dzikir, ibadah dan kembali kepada hati nurani rakyat, menjadi politikus yang benar.